Terapi Senyum

Sabtu, 11 Desember 2010
Siang tadi, secara tidak sengaja aku mendengarkan sebuah pemaparan informasi kesehatan online di sebuah radio swasta yang dibawakan oleh seorang penterapi herbal. Setelah penjelasan selesai, pendengar diberi kesempatan untuk bertanya masalah kesehatan kepadanya. Tentu saja aku segera mengambil kesempatan itu dengan mengirimkan sebuah pertanyaan seputar penyakit yang kebetulan sedang kuderita via sms. Kebetulan juga aku sudah mencatat nomor telepon yang disertakan.

"Saya penderita kanker serviks, herbal apakah yang cocok untuk mengobati penyakit saya?" sebuah pertanyaan wajar kukirimkan.

Sebuah jawaban yang kutunggu pun tak lama terdengar di telingaku. Sebelumnya, Bapak terapis tersebut mengatakan bahwa pada umumnya penyakit kanker seringkali dipicu oleh perasaan tertekan yang luar biasa atau biasa disebut stress. Disaat jiwa stress, hubungan antara syaraf berpikir dan tubuh menjadi terputus. Jadi antara syaraf berpikir dan tubuh berjalan sendiri-sendiri atau kondisi tubuh tidak terkontrol oleh syaraf tersebut. Ini menyebabkan penyakit kanker kemudian melekat di tubuh (kira-kira itu yang saya dengar).

Terapis itu pun melanjutkan pandangannya.  Untuk dapat sembuh dari penyakit kanker diperlukan keyakinan yang kuat pada kemampuan Allah dalam menyembuhkan. Obat yang diminum hanyalah obat yang berfungsi untuk mengobati tapi yang menyembuhkan adalah Allah SWT. Setelah itu, beliau memintaku untuk bersabar karena pengobatan pastinya memerlukan waktu/berproses. Dengan kata lain, beliau mengatakan bahwa aku jangan meminta segera sembuh (mungkin maksud beliau, pengobatan herbal tersebut belum dapat bekerja seperti orang yang sedang makan cabe yang langsung merasakan pedas pada saat yang bersamaan...:). Tubuhku akan 'dibongkar' dulu, ibarat rumah yang sedang bocor di sana-sini, maka rumah itu harus dibongkar/renovasi dulu, jadi perlu proses, lanjutnya. Kemudian, beliau pun mengakhiri jawabannya dengan memberitahukan bahwa di tempat pengobatannya, ada beberapa jenis herbal (tanpa menyebutkan namanya) yang bisa diminum sebagai obat atau sarana menuju kesembuhan.

Sejenak aku berpikir tentang kata "stress" yang disebutnya tadi. Kuakui, memang aku pernah merasakan stress yang luar biasa beberapa bulan sebelum aku mengetahui keberadaan penyakit ini di tubuhku. Mungkin sedikit banyak, itu juga mempengaruhi kondisi kesehatanku. Teringat pula, aku akan sebuah artikel kesehatan di internet yang juga mengatakan hal yang sama bahwa stress bisa memicu munculnya penyakit kanker. Namun demikian -masih menurut artikel kesehatan di internet- dari fase pra kanker sampai dengan seseorang dinyatakan menderita kanker, sesungguhnya memakan waktu yang amat panjang, bisa 10 atau 15 tahun sebelumnya (berarti gejala atau pemicunya sudah ada sejak lama ya? mungkin itu pula yang menjadi alasan mengapa waksin HPV/anti kanker serviks lebih baik diberikan pada wanita yang berumur 9 sampai dengan 15 tahun)

Bagaimanapun, kondisi stress memang harus dihindarkan, dikurangi atau dilenyapkan demi kesehatan tubuh kita dan segala kebaikan lainnya.

Usaha apa ya, yang bisa membuat pikiran kita tenang dan hati menjadi lapang penuh dengan kesejukan?
Yes!... mungkin dengan tersenyum, tepatnya "TERAPI SENYUM"

Mengapa harus "SENYUM?"

Setahuku, senyum memiliki banyak manfaat yang luar biasa. Tentu saja, dalam hal ini adalah senyum tulus yang ke luar dari hati. Tapi kalau belum bisa, sedikit-sedikit dipaksakan melebarkan bibir juga tidak apa-apa lah, kan masih dalam tahap belajar.

Oh ya, sebelum bicara lebih jauh tentang senyum, kita baca ini dulu yuk!


A SMILE
It cost nothing, but creates much.
It enriches those who receive, without impoverishing those who give.
It happens in a flash and the memory of it lasts forever.
None are so rich they can get along without it and none so poor but are richer for its benefits.
It creates happiness in the home, fosters good will in a business, and is the countersign of friends.
It is rest to the weary, daylight to the discouraged, sunshine to the sad, and nature's best antidote for trouble.
Yet it cannot be bought, begged, borrowed, or stolen, for it is something that is no earthly good to anybody till it is given away!
If someone is to tired to give you a smile, leave one of yours.
For, nobody needs a smile so much as those who have none to give.
-----Anonymous


Dalam fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang. Senyum itu datang dari rasa kebahagian atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum, Seseorang yang tersenyum umumnya bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik ketimbang ketika dia biasa saja atau ketika dia marah (wikipedia)

Tersenyum itu memang gampang-gampang susah. Kalau perasaan kita sedang senang, maka senyumpun akan mengalir tumpah meluap-luap dengan sendirinya. Namun sebaliknya, kalau perasaan kita sedang tidak enak, maka kedua bibir menjadi agak berat untuk dipaksa bergerak melebar minimal setengah atau satu cm.
Bagaimanapun, senyum memiliki banyak keunggulan.

"Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah" (HR Tirmidzi)

Rasulullah telah banyak meluluhkan hati banyak orang dengan senyumnya. Senyum tulus dari hati yang mampu menghujam ke ruang kalbu orang yang dihadapinya. Sekalipun dengan orang yang memusuhinya, Rasulullah tetap mampu tersenyum.

Kita memang berbeda dengan Rasulullah, manusia pilihan Tuhan yang berhati suci. Beliau diciptakan untuk menjadi teladan hidup yang baik, menebar akhlakul karimah bagi siapa saja.

Nah, sekarang adalah langkah-langkah untuk melakukan Terapi Senyumnya ya...

1. Niat.
Niat itu mempunyai peranan yang sangat penting loh. Innamal 'amalu binniat, sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Jadi, apapun yang kita lakukan seharusnya didahului dengan niat, tentunya niat yang baik ya. Niatkan saja terapi senyum ini untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan kesehatan diri.

2. Berfikir positif / berprasangka baik.
Mantapkan keyakinan bahwa Terapi Senyum ini adalah sarana yang baik/positif dalam meraih ketenangan dan kesehatan diri. Allah berada pada prasangka hamba-Nya. Jadi, kita harus berprasangka yang positif pada kemampuan Allah bahwa Ia pasti mengabulkan keinginan kita.

3. Senyum.
Mulailah tersenyum (tarik/lebarkan bibir kita ke kiri dan ke kanan, lebar atau kecilnya senyum dapat diatur sendiri oleh kita. Kita dapat melihat pada cermin, senyum manis kita itu pada tingkat kelebaran seberapa dan pertahankanlah itu.. hehehe)
Kita bisa mulai dengan tersenyum pada diri sendiri, pada setiap bagian tubuh kita. Syukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Kemudian, senyumlah kepada orang-orang yang berada di sekitar kita. Tidak usah menunggu mereka memulai tersenyum lebih dulu kepada kita. Mungkin orang-orang yang tidak biasa melihat ini akan merasa bahwa kita adalah orang yang sedikit 'aneh' tapi percayalah akan jauh lebih banyak orang yang merasa senang ketika melihat kita tersenyum padanya.
Selanjutnya, kita dapat pula tersenyum pada alam sekitar, pada pohon-pohon, rumput-rumput, tanah lapang, hewan-hewan, ataupun lainnya.
Sesungguhnya dengan tersenyum pada makhluk-makhluk ciptaan Allah, berarti dengan sendirinya kita juga telah tersenyum pada-Nya. Kagumi semua ciptaan-Nya, sadari keberadaan diri kita yang sangat kecil di alam raya yang sangat luas ini sehingga tidak ada yang dapat kita sombongkan karenanya.

4. Bersyukur.
Selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ucapkan hamdallah di sela-sela senyum kita. Insya Allah, Ia akan lebih menyayangi dan mencintai kita karena tiada lain kesempurnaan dalam hidup kecuali apabila kita dapat mencintai dan dicintai oleh-Nya.  Mengingatnya adalah senyuman. Mencintai-Nya adalah kesempurnaan. 


Yuk sama-sama mencoba.... Semoga berhasil!

2 komentar:

  1. Hadiku@Depok.com mengatakan...:

    senyumkan ibadah ya mba...he.hee

  1. bener...bener... ibadah yg paling mudah...oops susah jg dech kalo lg sakit gigi...:)

Posting Komentar